Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) dan Sinopsis PTT Padi Sawah


LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH

Judul
:
Pengelolaan Tanaman Terpadu  Padi Sawah
Tujuan
:
Agar petani mengetahui dan mampu menerapkan Teknologi PTT Padi Sawah
Metode
:
Ceramah dan Diskusi
Media
:
Folder dan Power point
Waktu
:
60 menit
Alat Bantu
:
ATK

No.

Uraian
Waktu (menit)
1.
Pendahuluan
Kontrak belajar
5
2.
Landasan Teori
Empat Prinsip PTT
Komponen Teknologi Dasar
1.    Penggunaan varietas unggul atau varietas padi berdaya hasil tinggi dan atau bernilai ekonomi tinggi
2.    Benih bermutu dan berlabel
3.    Penggunaan kompos bahan organik dan atau pupuk kandang
4.    Pengaturan populasi tanaman
5.    Pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah (spesifik lokasi)
6.    Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu
Komponen Teknologi Pilihan
1.    Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam
2.    Penggunaan bibit muda (<21 hari)
3.    Tanam bibit 1-3 batang per lubang tanam
4.    Pengairan secara efektif dan efisien
5.    Penyiangan dengan landak atau gasrok
6.    Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok

 Diskusi
30












20
3.
Penutup
5



Rajagaluh,   Januari 2015
Penyuluh Pertanian,




BORA MORALINA, S.P.
NIP.                                          





SINOPSIS
PTT PADI SAWAH

Prinsip PTT:
1.       Terpadu
2.       Sinergis
3.       Spesifik Lokasi
4.       Partisipatif

KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR :
1.   Penggunaan varietas unggul atau varietas padi berdaya hasil tinggi dan atau bernilai ekonomi tinggi.
Varietas yang mampu beradaptasi dengan lingkungan. Tanam VUB secara bergantian untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit.
2.       Benih bermutu dan berlabel
Pemilihan benih bermutu dilakukan dengan cara :
-          Merendam benih dalam larutan garam dengan menggunakan indikator telur.
-          Larutan garam 30 gr / Liter air
-          Larutan pupuk ZA 1 kg / 2,7 liter air
(Volume larutan 2 kali volume benih)
3.       Penggunaan kompos bahan organik dan atau pupuk kandang
Bahan organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. Oleh karena itu jerami perlu dikembalikan ke lahan sawah dengan cara dibenam atau diolah menjadi kompos atau dijadikan pakan ternak yang kotorannya diproses menjadi pupuk kandang.
4.       Pengaturan Populasi Tanaman
Penanaman dengan sistem jajar Legowo 2:1 atau legowo 4:1.
Keuntungan cara tanam jajar legowo antara lain :
§  Jumlah rumpun tanaman bertambah
§  Rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir lebih banyak
§  Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air
§  Mempermudah dalam pengendalian hama, penyakit, dan gulma
§  Penggunaan pupuk lebih berdaya guna
5.    Pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah (spesifik lokasi)
Kebutuhan N tanah dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi menggunakan Bagan Warna Daun (BWD). Nilai pembacaan BWD digunakan untuk mengoreksi dosis pupuk N yang telah ditetapkan sehingga lebih tepat sesuai kondisi tanaman.
Pemupukan P dan K disesuaikan dengan hasil analisis status hara tanah dan kebutuhan tanaman. Status hara tanah sawah dapat ditentukan langsung di lapangan dengan alat PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah).
6.       Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT)
Pendekatan pengendalian dengan memperhitungkan faktor ekologi sehingga pengendalian dilakukan agar tidak mengganggu keseimbangan alami dan tidak menimbulkan kerugian besar.

KOMPONEN TEKNOLOGI PILIHAN :
1.       Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam
Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna atau minimal disesuaikan dengan keperluan dan kondisi. Dua minggu sebelum pengolahan tanah, taburkan bahan organik secra merata, dapat berupa pupuk kandang 2 ton/ha atau kompos jerami 5 ton/ha.
2.       Penggunaan bibit muda ( < 21 hari )
Bibit muda akan menghasilkan anakan produktif lebih banyak dibandingkan bibit yang lebih tua.
3.       Tanam bibit 1-3 batang per lubang tanam
Bibit ditanam 1-3 batang per rumpun, lebih dari itu akan meningkatkan persaingan antar bibit dalam rumpun yang sama.
4.       Pengairan secara efektif dan efisien
Pemberian air dilakukan secara berselang (intermitten), dilakukan dengan mengatur kondisi sawah dalam keadaan kering dan tergenang secara bergantian.
5.       Penyiangan dengan landak atau gasrok
Gulma dikendalikan dengan cara pengolahan tanah sempurna, mengatur air dipetakan sawah, menggunakan benih padi bersertifikat, hanya menggunakan kompos sisa tanaman dan kompos pupuk kandang, dan menggunakan herbisida apabila pertumbuhan dan jumlah gulma sudah tinggi.
6.       Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
Lakukan panen saat gabah telah menguning, tetapi malai masih segar. Apabila panen dilakukan pada waktu pagi hari sebaiknya sore harinya langsung dirontok.

Penulis : Bora Moraliana, S.P.
Editor   : Afi Baharsyah



Komentar

Postingan populer dari blog ini

LPM DAN SINOPSIS JARWO

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM) JAJAR LEGOWO