LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN PERKEBUNAN KARET
A. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktikum yang berjudul Pengajiran Karet (Hevea
Brasiliensis Muell. Arg.) ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 18
Oktober 2011 di Lahan Karet 100 Ha Fakultas Pertanian, Universitas
Sriwijaya.
B. Alat dan Bahan
Alat
dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengajiran karet
adalah: 1) Kayu Ajir 100 buah, 2) Meteran, 3) Kompas, dan 4) lahan Ajir (
blok B)
C. Cara Kerja
Adapun
cara kerja pada saat pengajiran yaitu: 1) mula – mula tentukan terlebih
dahulu jarak tanam yang akan di pakai yakni 4m x 5m, 2) selanjutnya
dibuat pula ajir- ajir utama ( ajir pokok ) kea rah timur, barat, utara,
dan selatan masing – masing 1 buah ajir utama sesuai dengan jarak tanam
yang dipakai, 3) kemudian diikuti dengan pembuatan ajir ke arah selatan
dan ke arah timur, 4) pada tiap – tiap titik jarak tanam di pasanglah
kayu ajir, 5) untuk membantu agar pola ajiran tersebut lurus maka
digunakan kompas
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun
hasil pengajiran yang di lakukan adalah sebagaiberikut: Posisi
pengajiran Jumlah Ajiran Utara – Selatan adalah 14 Barat – Timur 20
Total Ajir 34 Dengan lokasi Pengajiran pada lahan karet bagian belakang
Unsri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar berikut ini.

B. Pembahasan
Tanaman
karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi
cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga
memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan
produktifitas usaha tani karet terus dilakukan terutama dalam bidang
teknologi budidayanya. .
Pada
dasarnya sebelum kita melakukan pengajiran, hendaknya kita terlebih
dahulu mengetahui waktu tanam yang baik ketika ingin memulai proses
budidaya tanaman karet, Penanaman
bibit tanaman harus memilih waktu yang tepat dan pengelolaan lahan
tanam dan jarak tanam yang baik agar terhindar dari tingginya angka
kematian dilapangan. Waktu tanam yang tepat itu adalah awal musim hujan,
hal ini untuk mencegah terjadinya banyak tanaman karet yang mati.
Persiapan tanam sebaiknya selesai dilakukan satu bulan sebelum penanaman
. kegiatan persiapan tanam terdiri dari Pengajiran ( jalur tanam &
jarak tanam ) dan Pembuatan Lubang Tanam.
Kegiatan
pengajiran ini dilaksanakan pada kebun karet percobaan 100 Ha yang
telah terbakar. Seperti yang tampak pada hasil, lokasi pengajiran kita
dilakukan pada blok A. Pada dasarnya pengajiran dilakukan agar penanaman
karet lurus, dengan lurusnya tanaman karet tersebut pertumbuahn dan
produksi lateks dari karet jadi optimal. Selain itu juga jarak tanam
karet juga mempengruhi produksi karet, jarak tanam yang dipakai dalam
praktikum ini adalah 4x5m dengan 4m merupakan sejajar dengan arah mata
angin barat-timur dan 5m sejajar dengan arah mata angin utara-selatan,
tujuan dari jarak tanam yang panjang mengadap kearah matahari agar
tanaman karet lebih bisa mendapatkan sinar matahri secara optimal.
Anwar
(2001) dalam tulisannya yang berjudul Managemen dan Teknik budidaya
Karet menyebutkan bahwa pada areal lahan yang relatif datar / landai
(kemiringan antara 00 – 80) jarak tanam adalah 7 m x 3 m (= 476
lubang/hektar) berbentuk barisan lurus mengikuti arah Timur - Barat
berjarak 7 m dan arah Utara - Selatan berjarak 3m. Sedangkan menurut
Boerhendhy (2003), berdasarkan kemiringan lahan teknik pemancangan ajir
dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Lahan datar (kemiringan<10%) Pada
lahan datar, kerapatan per hektar 550 pohon dengan jarak tanam 3 x 6 m.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pemancangan ajir di
antaranya : Arah barisan mengikuti arah mata angin . Apabila menggunakan
jarak tanam 3 x 6 m, maka ajir induk yang berjarak 6 m di tempatkan
pada arah Utara-Selatan, sementara ajir anakan yang berjarak tanam 3 m
pada arah Timur-Barat . Ajir induk ditempatkan di tengah apabila
lahannya luas dan diletakkan di pinggir apabila luasnya kurang dari satu
hektar. 2. Lahan miring (kemiringan 10-25%).
Menurut
Budi dalam bukunya Pembangunan Kebun Wanatani berbasis Karet Klonal
Setelah pembukaan dan pengolahan tanah hingga layak dan siap ditanami
karet, tahapan berikutnya yaitu pemancangan ajir dan pembuatan lubang
tanam Pemancangan ajir bertujuan untuk : Mengatur jarak tanam di
lapangan, mempermudah pembuatan lubang tanam, membantu agar bibit yang
ditanam membentuk garis lurus, mempermudah pengelolaan dan pemeliharaan
pada tanaman karet muda maupun yang telah menghasilkan. Pemancangan ajir
disesuaikan dengan jarak tanam dan kerapatan yang diinginkan. Kerapatan
tanaman karet berkisar antara 500-600 tanaman per hektar. Sementara
itu, kerapatan dan variasi jarak tanam yang diterapkan di lapangan harus
memperhatikan kondisi kemiringan lahannya.
Pemancangan
ajir dilakukan sesuai pola kontur dengan mengikuti prinsip titik-titik
pada ketinggian yang sama (Gambar 13b). Caranya: Menentukan ajir teras
bersambung dengan menghubungkan titik yang mempunyai ketinggian yang
sama di lapangan . Ajir teras digunakan untuk ajir dengan jarak tanam 3 m
. Jarak tanam 6 m ditentukan untuk jarak horizontal antar teras.
Mengacu pada pernyataan – pernyataan diatas, lokasi pengajiran dapat
dikategorikan pada areal yang kemiringannya tidak lebih dari 80 atau
kurang dari 10%, oleh karenanya pola mengajirpun membentuk garis lurus
atau yang juga sering disebut dengan pola-pola pagar. Akan tetapi, jarak
tanam yang digunakan dalam percobaan pengajiran ini adalah 4 m x 5 m.
Sebab, pada lahan tersebut masih ada sisa sisa tanaman karet dengan
jarak tanam 6m x 3m, jadi apabila menggunakan jarak tanam ini atau jarak
tanam 7m x 3m maka ilmu dari teknik pengajiran sendiri tidaklah
praktikan peroleh sebab dapat dengan mudah saja mengikuti pola yang
sudah ada. Dari beberapa jarak tanam yang telah disebutkan, selalu saja
posisi yang mengarah pada utara – selatan adalah posisi dengan jarak
tanam yang lebih lebar atau lebih panjang dari jarak tanam antara timur –
barat. Setelah dilakukan studi literature, ternyata bibit karet mampu
berakar dengan baik kalau mendapatkan IC 50% (Anonim, 2011). Artinya,
dengan pola jarak tanam yang sedemikian rupa memang diatur untuk
mendapatkan Intensitas Cahaya sebesar 50 %, selain itu seiring dengan
pertumbuhan tanaman karet maka tajuk tanaman akan saling menutupi
sehingga dengan jarak Utara – Selatan yang lebih lebar atau lebih
panjang adalah penyiasatan supaya cahaya matahari dapat menembus hingga
ke lorong-lorong tanaman. Selain itu, Tekanan cahaya bisa menimbulkan
respon fisiologis (dalam aktivitas fotosintesis) maupun respon
morfologis (berubahnya ukuran daun dll), Tinggi tanaman lebih cepat naik
di tempat teduh, diameter tanaman lebih cepat naik di tempat tanpa
naungan, sudut percabangan lebih besar ditempat ternaungi, luas daun
lebih besar di tempat ternaungi, begitu juga dengan jumlah daun, akan
tetapi kandungan klorofil lebih tinggi di tempat terang, ketebalan daun
lebih tinggi di tempat terang (Anonim, 2011).
Tentunya
hal ini juga mempengaruhi pada aturan pola jarak tanam yang juga
diterapkan pada tanaman karet. Selain itu juga, lahan tempat praktikan
mengajir juga luasnya ± 33 Ha, artinya lebih dari 1 Ha. Pengambilan ajir
induk memang mengikuti luasan 100 Ha yang artinya ajir – ajir induk
diletakkan pada tengah-tengah lahan, dan seperti yang tampak di denah
lokasi yang praktikan buat ada 1 ajir induk yang kebetulan letaknya di
pinggir. Peletakan ajir – ajir induk di tengah atau di pinggir lahan
(pada luasan seperti yang telah disebutkan) menurut keterangan yang
praktikan peroleh dari asisten dan belum praktikan temui literature
ilmiah yang menyebutkan alasannya adalah karena mengingat dari efisiensi
penanaman karet itu sendiri. Jika pada lahan yang hanya 1 Ha kemudian
ajir induk di letakkan pada tengah – tengah lahan, tentunya akan
memubazirkan lahan pada tepian lahannya. Selama praktek mengajir, banyak
hal – hal yang tidak sama dengan teori. Lahan yang praktikan dapatkan
adalah blok A, secara kasat mata blok ini tidak dapat dikatakan lahan
yang datar juga tidak dapat dikatakan lahan bergelombang sebab ketika
dikatakan lahan datar ternyata ditemui juga lahan yang tidak datar (
bergelombang) dan begitupula sebaliknya.
Permasalahan
lain yang diperoleh dalam praktek pengajiran ini adalah kayu ajir yang
tidak sama jenisnya, praktikan sendiri menggunakan kayu ajir dari batang
karet bekas terbakar yang dipotong seadanya. Tentunya hal ini
menyulitkan proses pengajiran dimana tanah pada lokasi cukup keras. Hal
lain yang juga harus diperhatikan adalah ketepatan letak pengajiran.
Meskipun telah menggunakan kompas akan tetapi bila tingkat kesensitivan
kompas jelek maka akan berpengaruh pula pada ketepatannya, apalagi bila
yang menggunakan kompas belum mengerti bagaimana membaca petunjuk arah
pada kompas. Hal remeh ini sangat penting untuk dipertahankan sebab
kesalahan 10 saja akan berakibat perbedaan / kesalahan pengajiran 1 m.
Hal lain yang praktikan peroleh dalam pengajiran ini adalah bagaimana
cara untuk memperoleh ketepatan letak ajir tanpa menggunakan kompas
ketika ajir ke arah utara - selatan dan timur – barat telah di pancang.
Dari hal ini lah diperlukan teknik ketelitian dengan menggunakan
pengelihatan melalui 2 titik ajir dengan asumsi apabila titik ajir
tersebut tidak terlihat oleh mata berarti posisi ajir telah lurus dan
begitu pula sebaliknya. Poin terpenting yang diperoleh adalah, apa yang
dilakukan di lapangan tenyata tidak dapat disamakan hanya dengan teori –
teori saja.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penentuan
jarak tanam yang pas menentukan produksi dari tanamn karet, dan juga
penentuan arah mata angin dari tanaman karet juga menentukan pertumbuhan
tanamn yang optimal.
B. Saran
Sedikitnya
waktu dalam praktikum teknik pengajiran membuat para praktikan tidak
bisa optimal, padahal pengajiran merupakan langkah awal dalam
pembudidyaan karet.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Pola jarak tanam. Diakses tanggal 11 Nopember 2011. http://www.=managemen+tanaman+karet
Anwar. 2001. Managemen Tanaman Karet. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat. Balai Penelitian sembawa, Pusat Penelitian karet.
Budi dkk. 2008. Pembangunan Kebun Wanatani berbasis Karet Klonal. World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia Regional Office
Boerhendhy (2003). Teknik pemancangan ajir. Pembangunan Batang Bawah. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat. Balai Penelitian sembawa, Pusat Penelitian Karet.
Komentar
Posting Komentar